PSHT RANTING TARAKAN TIMUR
SEKRETARIAT : Jl. Sei Mahakam Rt 02 No. 71 Telp. (085247018218) E-mail : Psht1922_Tartim@yahoo.com Kode Pos (77124)
Minggu, 12 Januari 2014
Rabu, 18 Desember 2013
REALISASI KEERATAN TALI PERSAUDARAAN (Ora Ono Kamulyan Tanpo PaseduluraN)
Persaudaraan : Persaudaraan adalah suatu hubungan batin antara manusia dengan manusia yang sifatnya seperti saudara kandung dan ini di tanamkan sejak siswa mulai mengecap pelajaran PSHT.Dengan persaudaraan, manusia di akui dan di perlakukan sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya. Perlakuan ini tanpa membedakan hak dan kewajiban azasinya, kedudukan sosial ekonomi, keturunan , agama & kepercayaan, jenis kelamin dll . Yang mana Persaudaraan dalam PSHT bersifat kekal dan abadi.
PSHT_ Ranting Tarakan Timur
Persaudaraan : Persaudaraan adalah suatu hubungan batin antara manusia dengan manusia yang sifatnya seperti saudara kandung dan ini di tanamkan sejak siswa mulai mengecap pelajaran PSHT.Dengan persaudaraan, manusia di akui dan di perlakukan sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya. Perlakuan ini tanpa membedakan hak dan kewajiban azasinya, kedudukan sosial ekonomi, keturunan , agama & kepercayaan, jenis kelamin dll . Yang mana Persaudaraan dalam PSHT bersifat kekal dan abadi.
PSHT_ Ranting Tarakan Timur
JANTUNG BERSINAR
BEDA HATI DAN PIKIRAN
Hati atau Qolbu (bahasa Arab dan istilah tasawuf ). Pekerjaan qalbu adalah mengambil keputusan, apakah akan menerima yang baik atau yang buruk. Kalau hati itu sholeh, berarti hati akan mengambil yang baik atau menerimanya, sekaligus menolak yang buruk atau bathil.
Sebaliknya jika hati kita fasid atau rusak karena pengaruh hawa nafsu, maka yang batil malah diambil dan yang haq malah ditolak.
Karena itu digunakan istilah qalbu yang berarti bolak balik, yang posisinya berada di tengah antara ruh dan nafsu, bisa berbalik pada ruh bisa berbalik pada nafsu. Karenanya kita diajari doa oleh Rasulullah saw, “Wahai Yang Maha Membolak balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada iman kepadaMu…”
Ketika hati didorong terus oleh nafsu akan memunculkan kegelisahan, ketakutan dan tekanan atau depressi. Sebaliknya jika didorong oleh ruh, hati akan bebas, merdeka bersama Allah, menikmati konsumsi-konsumsi dan pestanya qalbu, berupa nilai-nilai akhlaq dan kebajikan dari Allah. Seperti gairah tobat, syukur, tawakkal, sabar, ridlo, mahabbah dan terus menerus melakukan kebajikan ukhrowi.
Hati, sesungguhnya tidak ingin diberi konsumsi duniawi, karena itu bukan makanan hati. Pekerjaan dunia jangan dimasukkan dalam hati. Karena anda akan stress jika urusan dunia masuk dalam hati.
“Qolbul Mu’mini Baitullah”, hati orang beriman itu Rumah Allah. Rumah Allah harus bersih, suci, dan bening, bercahaya, dan indah.
Sementara pikiran atau alam
pikiran, tugasnya mengatur strategi, menghitung, menghafal,
berlogika, berencana, mengorganisir, dan sebagainya, hakikatnya
hanyalah alat atau aparatnya qalbu saja. Urusan usaha, ikhtiar,
merencanakan, cukup oleh pikiran saja, jangan sampai dimasukkan
hati.
Kalau hati anda baik, maka pikiran akan merencanakan kebaikan, merencanakan perjuangan. Tapi kalau hati dikuasai nafsu, yang muncul adalah iri dengki, sombong, riya’, bangga diri, dan mengandalkan amal dan diri sendiri. Nanti pikiran juga berkembang, bergerak, dan berstrategi menuruti kemauan nafsu yang jahat itu.
Pikiran untuk merenung, mengevaluasi, dan keputusan tetap pada hati.
Kalau hati anda baik, maka pikiran akan merencanakan kebaikan, merencanakan perjuangan. Tapi kalau hati dikuasai nafsu, yang muncul adalah iri dengki, sombong, riya’, bangga diri, dan mengandalkan amal dan diri sendiri. Nanti pikiran juga berkembang, bergerak, dan berstrategi menuruti kemauan nafsu yang jahat itu.
Pikiran untuk merenung, mengevaluasi, dan keputusan tetap pada hati.
PSHT_RANTING TARAKAN TIMUR
" FALSAFAH PSHT "
* Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu
hendaknya memberi manfaat nagi orang lain disekitar kita, semakin besar
manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).
* Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
* Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)
* Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)
* Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
* Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
* Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
* Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;Jjangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
* Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
* Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).
* sepiro gedhene sengsoro yen tinompo amung dhadi cubo( seberapa besar masalh jika diterima dengan lapang/ikhlas hanya menjadi cobaan/ringan
* Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
* Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)
* Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)
* Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
* Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
* Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
* Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;Jjangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
* Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
* Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).
* sepiro gedhene sengsoro yen tinompo amung dhadi cubo( seberapa besar masalh jika diterima dengan lapang/ikhlas hanya menjadi cobaan/ringan
PSHT_RANTING TARAKAN TIMUR
Mukadimah "PSHT"
Bahwa
sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya
masing-masing menuju kesempurnaan; demikian pun kehidupan manusia
sebagai mahkluk Tuhan yang terutama, hendak menuju keabadian kembali
kepada causa prima titik tolak segala sesuatu yang ada, melalui tingkat
ke tingkat namun tidak setiap insan menyadari bahwa apa yang
dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya.
Pencak silat salah satu ajaran SETIA
HATI dalam tingkat pertama berintikan seni olah raga yang mengandung
unsur pebelaan diri untuk mempertahankan kehormatan, keselamatan dan
kebahagiaan dari kebenaran terhadap setiap penyerang.
Dalam pada itu SETIA HATI
sadar dan yakin bahwa sebab utama dari segala rintangan dan
malapetaka serta lawan dari kebenaran hidup yang sesungguhnya bukanlah
insan, mahkluk atau kekuatan yang diluar dirinya; Oleh karena itu
pencak silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan
kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi
Maka SETIA HATI pada hekekatnya tanpa
mengingkari segala martabat-martabat keduniawian, tindak
kandas/tenggelam pada jajaran Pencak Silat sebagai pendidikan ketubuhan
saja, melainkan lebih menyelami kedalam lambang pendidikan kejiawaan
untuk memiliki sejauh-jauh kepuasan hidup abadi lepas dari pengaruh
rangka dan suasana.
Sekedar syarat bentuk lahir,
disusunlah Organisasi dalam rangka “Persaudaraan Setia Hati Terate”,
sebagai ikatan antara saudara “SETIA HATI” (SH) dan lembaga yang
bergawai sebagai pembawa dan pemancar cita.
PSHT_RANTING TARAKAN TIMUR
Selasa, 17 Desember 2013
SEJARAH SINGKAT PSHT



Dalam kilas perjalanan sejarah, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan sebuah organisasi ‘’Persaudaraan’’ yang bertujuan membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango, Madiun (sekarang Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun). Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah siswa kinasih dari Ki Ageng Soerodiwirjo (pendiri aliran pencak silat Setia Hati atai dikenal sebagai aliran SH). Ia juga tercatat sebagai pejuang perintis kemerdekaan Republik Indonesia.
Di awal perintisannya, perguruan pencak silat yang didirikan Ki Hadjar ini diberi nama Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC). Semula, SH PSC lebih memerankan diri sebagai basis pelatihan dan pendadaran pemuda Madiun dalam menentang penjajahan. Untuk mensiasati kolonialisme perguruan ini beberapa kali sempat berganti nama, yakni, dari SH PSC menjadi Setia Hati Pemuda Sport Club. Perubahan makna akronim ‘’P’’ dari ‘’ Pencak’’ menjadi ‘’Pemuda’’ sengaja dilakukan agar pemerintah Hindia Belanda tidak menaruh curiga dan tidak membatasi kegiatan SH PSC. Pada tahun 1922 SH PSC berganti nama lagi menjadi Seti Hati Terate. Kabarnya, nama ini merupakan inisiatif Soeratno Soerengpati, siswa Ki Hadjar —- yang juga tokoh perintis kemerdekaan berbasis Serikat Islam (SI).
B. Periode Pembaruan
Sementara itu, Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan Soekarno – Hatta pada tanggal 7 Agustus 1945 membawa dampak perubahan bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kebebasan bertindak dan menyuarakan hak serta menjalankan kewajiban sebagai warga negara terbuka lebar dan dihargai sebagaimana mestinya. Atas restu dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo, pada tahun 1948, Soetomo Mangkoedjojo, Darsono dan sejumlah siswa Ki Hajar, memprakarsai terselenggaranya konferensi pertama Setia Hati Terate. Hasilnya; sebuah langkah pembaharuan diluncurkan. Setia Hati Terate yang dalam awal perintisannya berstatus sebagai perguruan pencak silat di rubah menjadi “organisasi persaudaraan” dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”.
Mengapa langkah pembaharuan itu ditempuh? Alasannya, pertama agar organisasi tercinta kelak mampu mensejajarkan kiprahnya dengan perubahan zaman dan pergeseran nilai-nilai komunitas yang melingkupinya. Dengan mengubah organisasi dari yang bersifat “paguron” menjadi organisasi yang bertumpu pada “sistem persaudaraan”, berarti gaung pembaharuan telah dipekikkan dan proses perubahan telah di gelar. Yakni perubahan daya gerak organisasi dari sistem tradisional ke sistem organisasi modern. Dan organisasi modern inilah yang kelak diharapkan mampu menjawab tantangan kehidupan yang semakin kompleks.
Alasan kedua; agar organisasi yang dibidaninya itu nantinya tidak dikuasai dan bergantung pada orang-perorang sehingga kelangsungan hidup organisasi dan kelestariannya lebih terjamin.
Menyelaraskan perubahan era, dari era penjajahan ke era kemerdekaan, dalam kongres pertama SH Terate yang digelar tahun 1948, tiga butir pembaharuan dilontarkan.
1. Merubah sistem Organisasi dan Perguruan Pencak Silat (paguron) menjadi “Organisasi Persaudaraan dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)”
2. Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang pertama.
3. Mengangkat Soetomo Mangkoedjojo sebagai ketua.
Makna kata persaudaraan dalam paradigma baru PSHT ini adalah persaudaraan yang utuh. Yakni suatu jalinan persaudaraan yang didasarkan pada rasa saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan saling bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak membedakan siapa aku dan siapa kamu. Persaudaraan yang tidak terkungkung hegomoni keduniawian (drajat, pangkat dan martabat) dan terlepas dari kefanatikan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).
Soetomo Mengkoedjojo menyelesaikan masa bhaktinya sebagai Ketua PSHT pada tahun 1974. Pada periode ini perkembangan PSHT mulai melebar keluar wilayah Madiun. Tercacat, (5) cabang diluar Madiun berhasil didirikan. Antara lain di Surabaya, Jogjakarta, dan Solo.
C. Periode Pengembangan
Gaung pembaharuan yang telah dipekikkan lewat konferensi (semacam musyawarah : MUBES) SH Terate di Pilangbango, Madiun itu dengan arif diakui sebagai era baru perjalanan roda organisasi. Era perubahan gerak organisasi dari tradisional ke organisasi modern. Konsekuensi dari perubahan tersebut, salah satu diantaranya adalah dengan mengentalkan komitmen pengembangan organisasi agar semakin maju, berkembang dan berkualitas.
Kiprah Persaudaraan Setia Hati Terate dalam memvisualisasikan dirinya pada komitmen itu bisa dilihat melalui salah satu upaya saat berusaha mengembangkan sayapnya, merambah ke luar daerah. Dan masyarakat yang menjadi fokus pengembangannya pun cukup heterogen, mulai dari masyarakat papan atas sampai masyarakat di papan paling bawah. Tak heran, jika Persaudaraan Setia Hati Terate lantas mendapat sambutan cukup hangat dari segenap lapisan masyarakat.
Kesepakatan menjadikan daya gerak organisasi bertumpu pada “sistem di P. Jawa, tapi merambah ke luar jawa. Selama itu pula, cabang PSHT yang semula hanya 5 cabang bertambah menjadi 46 cabang.
Sepeninggal RM Imam Koesoepangat, tepatnya tanggal 16 November 1987, praktis beban dan tanggung jawab tongkat kepemimpinan PSHT beralih ke pundak Tarmadji. Ibaratnya dua tanggung jawab yang semula ditanggung berdua, kini harus diemban sendiri. Meski begitu, ternyata Tarmadji mampu. Terbukti berkat solidnya sistem koordinasi antarjajaran penurus dan kadang tercinta, PSHT berhasil melesat ke kancah paradigma baru.
Selain memprioritaskan pengembangan sektor ideal, dia menggebrak lewat program pembangunan sarana dan prasarana fisik organisasi. Ditengah kesibukan memimpin banyak lembaga sosial kemasyarakatan —sebab, selain sebagai Ketua Umum PSHT H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, juga tercatat sebagai ketua Hiswana Migas, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kota Madiun, Direktur Kelompok Bimbingan Ibadah haji Al-Mabrur, dan masih banyak lagi organisasi yang dipimpin, Meski begitu, terbukti Tarmadji mampu memperkokoh eksistensi PSHT, tidak saja di bidang pengembangan sarana dan prasarana phisik organisasi, tapi juga pengembangan cabang.
Melengkapi keberadaan PSHT, didirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Setia Hati Terate. Dalam perkembangannya Yayasan Setia Hati Terate berhasil menelorkan kinarnya monumental berupa lembaga pendidikan formal berupa Sekolah Menengah Industri Pariwisata Kusuma Terate (SMIP) dengan akreditasi diakui, SMIP Kusuma Terate telah berhasil mencetak siswa-siswinya menjadi tenaga terampil dibidang akomodasi perhotelan.
Sementara untuk mendukung kesejahteraan anggotanya Yayasan Setia Hati Terate juga mendirikan lembaga perekonomian berupa Koperasi Terate Manunggal. Disamping telah memiliki aset monumental berupa Padepokan PSHT yang berdiri di atas tanah seluas 12.290 M2, di Jl. Merak Nambangan Kidul Kota Madiun, organisasi ini juga terdukung sejumlah asset lain yang diharapkan mampu menyelaraskan diri dengan era globalisasi.
Data terakhir menyebutkan, Persaudaraan Setia Hati Terate kini telah memiliki 187 cabang yang tersebar di Indonesia serta 67 komisariat Perguruan Tinggi dan 5 (lima) Komisariat Luar Negeri. Total jumlah anggota mencapai 1,5 juta lebih. Itu berarti selama dipegang Tarmadji, perkembangan cabang PSHT bertambah dari yang semula 46 cabang menjadi 187 cabang, atau bertambah sebanyak 141 cabang. Dari jumlah itu cabang yang telah resmi mengantongi SK PSHT Pusat Madiun, sebanyak 172 cabang. Sisanya masih dalam proses pengukuhan.
D. Go International
Ketika Tarmadji Boedi Harsono, S.E dan Drs. Marwoto memimpin organisasi, kepak sayap perkembangan PSHT melesat pesat tidak hanya di dalam negeri, tapi merambah ke luar negeri. Dengan kiat PSHT Must Go International, Tarmadji berhasil melambungkan nama PSHT di kancah percaturan kultur dan peradaban dunia.
Tercatat ada 5 komisariat luar negeri yang berhasil dikukuhkan. Masing-masing, Komisariat PSHT Bintulu, Serawak, Malaysia, Komisariat Holland/Belanda, Komisariat Timor Loro Sae, Komisariat Hongkong dan Komisariat Moskow.
Dengan demikian tekad mengemban misi sekaligus juga amanat organisasi sebagimana yang termaktub dalam mukaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate. Yakni : ……akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “Sang Mutiara Hidup” bertahta (Baca : Mukkaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate)—kini sudah merambah kehidupan global.
Misi tersebut merupakan tindak lanjut dari kesadaran mutlak Persaudaraan Setia hati Terate atas “hakikat hidup yang berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju kesempurnaan” dan konsekuensi keberadaan manusia “sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa” yang senantiasa “hendak menuju keabadian kembali kepada causa prima, titik tolak segala sesuatu melalui tingkat ke tingkat.”
Kesadaran atas makna hakikat hidup dan proses pencariannya itulah, parktis menjadi kewajiban bagi setiap warga Persaudaraan Setia Hati Terate untuk menekuninya. Ini mengingat bahwa “tidak semua insan menyadari bahwa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati sanubarinya.”
Dengan demikian, “Pencak Silat,” dalam konteks ini, “hanya merupakan salah satu ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate dalam tingkat pertama, sekedar memenuhi unsur pembelaan diri untuk mempertahankan kehormatan, keselamatan, dan kebahagiaan serta kebenaran terhadap setiap penyerang.”
Sebab pada hakikatnya Persaudaraan Setia Hati Terate sadar dan yakin bahwa “sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan kebenaran hidup yang sesungguhnya bukanlah insan, makhluk atau kekuatan yang berada di luar dirinya. Oleh karena itu pencak silat hanya salah satu syarat untuk “mempertebal kepercayaan pada diri sendiri dan mengenal diri pribadi sebaik-baiknya”.
Berupaya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “sang mutiara hidup” bertahta untuk menuju keabadian kembali kepada causa prima itulah sebenarnya inti dari Persaudaraan Setia Hati Terate.
Ajaran PSHT
Terdapat lima dasar ajaran yang diluncurkan Persaudaraan Setia Hati Terate dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Kelima dasar ajaran itu terangkum dalam konsep pembelajaran yang dinamakan “Panca Dasar” yaitu Persaudaraan, Olah Raga, Seni, Bela Diri, dan Kerokhanian.

Lewat konsep pembelajaran yang terangkum dalam Panca Dasar tersebut PSHT berupaya membimbing warganya untuk memiliki lima watak dasar yaitu :
1. Berbudi luhur tahu benar dan salah serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemberani dan tidak takut mati.
3. Berhadapan dengan masalah kecil dan remeh mengalah, baru bertindak jika menghadapi masalah prinsip yang menyangkut harkat dan martabat kemanusiaan.
4. Sederhana.
5. Mamayu Hayuning Bawana (berusaha menjaga kelestarian, kedamaian, dan ketentraman hati).
Melengkapi eksistensi sebagai organisasi cinta perdamaian, PSHT memformat warganya lewat beberapa butir filsafat perjuangan hidup, antara lain
1. Sepira gedhining sengsara yen tinampa among dadi coba (seberat apapun cobaan yang diterima manusia jika dijalani dengan lapang dada akan diperoleh hikmah yang tidak terkira.)
2. Sak apik-apike wong yen aweh pitulungan kanthi dhedhemitan (Sebaik-baiknya manusia jika memberikan pertolongan dengan ikhlas tanpa pamrih dan tidak perlu diketahui orang lain).
3. Aja waton ngomong ning ngomong kang ngango waton (jangan suka berbuat jelek pada sesama berbuatlah kebajikan pada sesama).
4. Aja seneng gawe ala ing liyan, apa alane gawe senenge liyan (jangan suka mencelakakan orang lain, tidak ada jeleknya membuat senang orang lain).
5. Aja sok rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa (jangan merasa diri paling super, tapi sadar diri dan sadar akan keberadaan orang lain).
6. Ngundhuh wohing pakarti, sapa nandur bakal ngundhuh (segala darma pasti akan berubah, apapun perbuatan yang kita lakukan pasti akan kembali pada diri kita sendiri).
PSHT_RANTING TARAKAN TIMUR
Langganan:
Postingan (Atom)